Awal... dari sebuah kisah yang begitu indah
Terlalu indah untuk di akhiri
Terlalu singkat untuk kupergi
Namun... tiada lagi rasa cinta dalam hati
Ketika kutemukan segala bukti
Ketika kudapatkan kau bersamanya
Kerasnya sikapku terhadapmu
Semata karena aku curiga
Kuatnya prasangka dalam diriku
Seolah kau telah berubah
Kini... kujalani hidupku sendiri
Berdoa untuk hilangkan ingatanku
Kepada dirimu yang telah berpaling
Kini.... kucoba untuk trus jalani hidupku
Buat segalanya menjadi berarti
karena dirimu pasti takkan kembali.... Pergilah
PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK KABUPATEN BA
Jumat, 07 Maret 2014
Kamis, 06 Maret 2014
Kehilangan Jiwa Didunia Maya
Pernah gak kalian alami cinta pada orang yang kalian kenal didunia maya ?? Trus kalian itu rela melakukan segalanya buat seseorang yang kalian gak pernah liat wajah aslinya, belum kalian kenal sifat aslinya dan tiba2 kalian memberikan seluru kepercayaan kalian sama orang ini !! Termasuk kalian berikan sex pada orang ini ?? Seperti chat sex dan phone sex... bahkan sampe saling ngirim bokep buat menambah nafsu birahi itu !! bahkan kalian sampe menyimpan (capture) chat sex itu, aneh !!!
Jujur saja ini berdampak pada sang pacar kedepannya, bila dia mengetahui pasti pacar kalian akan marah besar, karena dia menganggap anda tidak NORMAL !!! dan chat sex yang anda simpan ketika didapat akan berdampak besar pada anda, saya berpikir tidak ada salahnya pacar anda marah yang berlebihan kepada anda pada nantinya, karena anda memang menurut saya itu sudah gila !! dimana coba logika anda melakukan itu ? dan memberikan hal-hal seperti itu pada orang yang sama sekali anda belum kenal dan bahkan belum pernah melihat wajahnya langsung (bertemu).
Saya mendapat pengetahuan dari sharing, seperti ini bahaya phone sex itu :
Pertama, phone sex dapat menyebabkan salah satu pihak atau keduanya mengalami kecanduan yang susah untuk dihentikan.
Individu yang sering melakukannya lama-kelamaan akan kehilangan selera untuk melakukan hubungan seksual secara langsung dengan pasangan dan lebih menikmati seks solo atau 'self-service'.
Kedua, bisa jadi pasangan sering meminta hubungan seks secara berlebihan saat bertemu langsung.
Jika pasangan tidak berada dalam kondisi yang fit atau memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual, hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan pada pasangan.
Buntutnya, hubungan menjadi tidak harmonis karena mungkin salah satu pihak berselingkuh atau melampiaskan keinginan seksualnya pada orang lain.
Ketiga, risiko tidak langsung yaitu kekhawatiran ada orang yang nguping phone sex Anda dengan pasangan.
Orang itu bisa saja iseng merekam dan menyebarkannya ke publik. Hal ini bisa membuat Anda dan pasangan malu. Begitu juga dengan gambar dan video yang Anda kirimkan kepada pasangan dan sebaliknya.
Belum lagi jika Anda dan pasangan berada di dua kota yang berbeda. Lamanya durasi panggilan yang digunakan untuk phone sex biasanya menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Anda dan pasangan pun diminta untuk lebih mengantisipasi hal-hal seperti itu
Hal.. ini membuat saya berpikir bahwa apa yang anda lakukan itu tolol !! Saya punya mantan yang seperti ini, dan anehnya saya ditinggalkan demi laki-laki seperti itu !!? Mantan saya pernah bercerita bahwa laki-laki ini kerjanya gak jelas, kesehariannya cuma ikut komunitas filsafat, dan gak percaya akan adanya tuhan.. saking hebatnya filsafat yang dia pelajari mantan saya beralih padanya "lagi" (ini adalah mantannya mantan saya).
Setelah melihat penjelasan tentang bahayanya Phone sex (pada poin kedua).. Saya berpikir bahwa betapa berada dalam bahayanya mantan saya ini, apalagi mereka berjanji untuk ketemu dijawa setelah mantan saya ini sarjana untuk melanjutkan studi S2-nya (saya sempat membaca sms perselingkuhannya), begitu manis mulut laki-laki itu di smsnya dgn berbagairayuan dan janji yang ditawarkannya !! Tapi apapun itu dia sudah diluar tanggung jawab saya, apapun yang terjadi pada dia nantinya disana itu adalah deritanya sendiri.. Karena saya sudah cukup bahagia dengan teman-temanku, kehidupan kembali lagi seperti semula dengan pergaulan yang menyenangkan.
Semoga teman-teman sekalian tidak akan mengalami hal yang seperti ini, karena ini tidak akan menyenangkan.. sekacau apapun hubungan badan yang kalian lakukan tetaplah jaga keperawanan pacar anda seperti saya (jujur).
Sekian dari saya kita akan bertemu ditulisan-tulisan selanjutnya ^_^
JURNAL PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
PROSES PENAMBANGAN TIMAH ALLUVIAL PADA TAMBANG BESAR NUDUR HILIR PT.TIMAH (PERSERO) TBK
KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
SIGIT
ADHIYATMA
JURASAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SARI
Tambang Besar (TB)
Nudur
Hilir berlokasi di
Desa Bencah, Kecamatan
Airgegas, Kabupaten
Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung, dalam pengawasan Produksi Tambang Darat Bidang
Wasprod IV Bangka Selatan. Penelitian ini bermaksud mempelajari alur
penambangan timah mulai dari proses pengupasan hingga pencucian bijih timah
dengan menghasilkan konsentrat bijih timah dengan kisaran kadar yang telah
ditentukan sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui produksi konsentrat bijih
timah dari proses penambangan.
Penelitian
ini berdasarkan pada literatur dan berbagai sumber yang ada secara teoritis
seperti studi literatur, pengajuan proposal penelitian, dan administrasi
persuratan. Data lapangan terbagi atas 2 (dua) yaitu data primer seperti Data
alur proses flowsheet pencucian,
Penggalian dan Proses penambangan lainnya, sedangkan data sekunder yaitu
Mengenai genesa timah, SOP yang diterapkan perusahaan serta referensi mengnai
timah alluvial, peta lokasi
penambangan. Pengambilan data lapangan dengan melakukan pengamatan langsung
dilapangan, dengan mewawancarai karyawan, dan ikut langsung turun untuk
membantu bekerja dilapangan agar dapat mengetahui proses penambangan secara
langsung.
Proses
penambangan yang berawal dari pengupasan overburden
hingga pada pencucian dengan rangkaian-rangkaian pencucian untuk menghasilkan
konsentrat bijih timah, dimana proses awal dari penambangan adalah pengupasan overburden, penggalian lapisan
kaksa,pemuatan dan pengangkutan kaksa,
penumpahan kaksa di stockpile. Berbeda dengan pencucian yang prosesnya mulai
dari launder, saring putar, store bak, jig primer sebagai alat
pencucian dan pemisahan awal dari kaksa,
dilanjutkan dengan pencucian jig clean up
yaitu tahap selanjutnya dari proses pencucian pada Jig Pan America sebelum pemisahan akhir dari bijih timah dan tailling di Shakan atau Sluice box sebagai proses akhir dari
pencucian untuk mendapatkan konsentrat timah basah.
Kata kunci :
Penambangan Timah, Overburden,
hidraulik, konsentrat, mekanik.
ABSTRACT
Large
Mines ( TB ) is located in the village of Lower Nudur muddy , Airgegas District
, South Bangka , Bangka Belitung Islands Province , under the supervision of
Army Mine Production Sector IV Wasprod South Bangka . This study intends to
study the flow of tin mining began stripping process to produce tin ore
leaching of lead ore concentrate with a range of pre-determined levels and aims
to determine the production of tin ore concentrate from the mining process .
This study is based on literature and various sources that there are theoretically as literature studies , research proposals , and administrative correspondence . The field data is divided into 2 ( two ) are primary data such as data flow process flowsheet washing , excavation and other mining processes , while secondary data about genesis of tin , the company adopted SOP and reference mengnai alluvial tin , mining location map . Collection of field data by direct observation in the field , interviewing employees , and go straight down to help work in the field in order to determine directly the mining process .
Mining process that begins with the stripping of overburden to washing with washing circuits to produce tin ore concentrate , which is the initial process of mining overburden stripping , trenching kaksa layer , loading and transporting kaksa , shedding kaksa in the stockpile . In contrast to the leaching process from the launder , rotary filter , store bath , tool jig primary as washing and initial separation of kaksa , followed by washing jig clean up the next stage of the washing process Jig Pan America before the final separation of tin ore and tailling Sluice Boxes in Shakan or the end of the washing process to get wet tin concentrate.
This study is based on literature and various sources that there are theoretically as literature studies , research proposals , and administrative correspondence . The field data is divided into 2 ( two ) are primary data such as data flow process flowsheet washing , excavation and other mining processes , while secondary data about genesis of tin , the company adopted SOP and reference mengnai alluvial tin , mining location map . Collection of field data by direct observation in the field , interviewing employees , and go straight down to help work in the field in order to determine directly the mining process .
Mining process that begins with the stripping of overburden to washing with washing circuits to produce tin ore concentrate , which is the initial process of mining overburden stripping , trenching kaksa layer , loading and transporting kaksa , shedding kaksa in the stockpile . In contrast to the leaching process from the launder , rotary filter , store bath , tool jig primary as washing and initial separation of kaksa , followed by washing jig clean up the next stage of the washing process Jig Pan America before the final separation of tin ore and tailling Sluice Boxes in Shakan or the end of the washing process to get wet tin concentrate.
Keywords
: tin minning, overburden, hydraulic, concentrate, mechanic
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Proses produksi logam timah dari bijihnya melibatkan serangkaian
proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan kadar
timah/proses fisik dan disebut juga upgrading),
persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan
proses pencetakan logam timah.
Penambangan darat dilakukan
di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya sistem operasional yang
digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan
timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel
pump), Penambangan darat memiliki sebuah dam yang disebut kolong dimana ini sebagai tempat
sirkulasi air bagi proses pencucian karena penambangan timah darat tergolong banyak
menggunakan air.
1.2 Maksud
dan Tujuan
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah mempelajari alur
penambangan dan pencucian bijih timah hingga menghasilkan konsentrat timah
basah.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui proses alur penambangan
dan pencucian selama penelitian berlangsung.
1. 3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari
penelitian ini yaitu pada proses penambangan timah alluvial di lokasi penelitian mulai dari proses pengupasan,
pengangkutan, sampai dengan hasil pencucian.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini
adalah mengetahui proses kerja tambang mekanik dan jig PA (Pan America) pada penambangan timah serta mengetahui kegunaan dan
fungsi alat yang digunakan pada Tambang besar Nudur hilir dan memberikan solusi
terhadap perusahaan atas permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan penambangan timah.
1.5 Alat dan Bahan
Untuk
kelancaran penelitian tersebut diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
Penelitian tersebut di
atas diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:
1.
Alat tulis menulis
2.
Buku lapangan
3.
GPS (Global Positioning System)
4.
Karung sampel
5.
Kamera digital
6.
Komputer/Laptop
7.
Peta Front Penambangan
1.6
Letak Dan Kesampaian Daerah
PT. Timah (persero) tbk terletak di Provinsi Bangka Belitung
tepatnya dikota Pangkal Pinang.
Dari Makassar untuk sampai ke pulau Bangka
menggunakan pesawat sebagai alat transportasi yang waktu tempuhnya kurang lebih
3 jam untuk sampai di bandara Depati Amir Pangkal Pinang pulau Bangka, dari
Pangkal Pinang lokasi penelitian dapat ditempuh dengan waktu 2 jam ke arah
selatan dengan menggunakan alat transportasi darat hingga sampai di lokasi
penelitian yaitu di desa Bencah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Timah
Timah adalah unsur kimia dengan nomor
atom 50 dan nomor massa 118,69. Merupakan unsur logam, dengan warna putih
keabuan. Timah banyak berada di pulau Bangka dan Belitung. Biji timah terdapat
dalam bentuk kasiterit. Penggunaan timah sendiri sering digunakan untuk membuat
campuran atau paduan logam yaitu kuningan, perunggu, campuran timah putih
dan timah hitam, patri, logam-logam yang dapat melebur, serta logam untuk
lonceng (Azis, 2007).
2.1.1 Genesa Endapan Timah
Endapan timah alluvial (placer) adalah
endapan timah yang terbentuk akibat proses pelapukan pada endapan primer yang
kemudian tertransportasi dan terendapkan di tempat lain sebagai endapan
sekunder (alluvial) dengan variasi
ukuran 20 – 150 mesh pada lingkungan pengendapan tertentu yang mempunyai nilai
ekonomis. Mineral utama yang terkandung pada biji timah
adalah Cassiterite (SnO2), sedangkan pirit, monazite, zircon, kuarsa, xenotime, illmite dan juga tourmaline merupakan mineral ikutan. Cassiterite yang terbentuk merupakan
proses oksida yang menghasilkan lapisan oksida sehingga tidak mudah untuk
berkarat. Timah merupakan
logam keputih-putihan, memiliki struktur kristal yang tinggi, timah juga tidak
mudah teroksidasi oleh udara sehingga tahan karat, namun bila masih dalam
proses pencucian timah berwarna hitam kecoklat-coklatan. Sifat fisik timah
yaitu padat, titik leburnya 505.08 K (449.47 ˚F), titik didihnya 2875 K (4716
˚F), berat jenis timah 7,365 gr/cm3.
2.1.2
Sistem penambangan timah
Berdasarkan SK
Direksi Utama PT. Tambang Timah Nomor 127/TT/SK-1000/2005-B1 tentang Tata Cara
dan Penambangan Timah Darat di Lingkungan PT. Tambang Timah, objek penambangan
timah diklasifikasikan menjadi (Effendi, 2009) :
1.
Tambang Besar (TB)
2.
Tambang Semprot (TS)
3.
Tambang Kapal Isap (TKI)
4.
Tambang Non Konvensional (TN)
2.1.3 Alat Pendukung Penambangan
a. Alat Gali-Muat (Excavator
Backhoe)
Backhoe adalah alat berat yang multi
fungsi yang mampu melakukan pekerjaan menggali (digging), memuat (loading),
dan memecah (breaking). Backhoe mengaplikasikan hidrolik sebagai
sistem penggeraknya, yaitu alat yang dapat bekerja karena adanya tekanan
hidrolik pada mesin dalam pengoperasiannya. Konstruksi utama backhoe terdiri dari boom, arm, dan bucket (Hafid, 2007).
b. Alat Dorong (bulldozer)
Bulldozer merupakan suatu alat dorong yang biasa digunakan pada kegiatan pembersihan lahan
kerja, pengupasan tanah penutup, meratakan timbunan tanah, membuat jalan
kerja di daerah tambang, memperkeras jalan pada daerah tambang, mendorong suatu
material dan meratakan permukaan bidang rata (finishing). Jenis
alat ini banyak membantu pekerjaan-pekerjaan alat muat. Bila ditinjau dari roda
penggeraknya, maka terbagi atas dua jenis, yaitu:
a.
Roda penggerak karet (wheel tired), bulldozer jenis ini memiliki gerakan lebih lincah dan gesit, namun
hanya cocok untuk daerah kerja yang kering dan landasan yang keras.
b.
Roda penggerak rantai (crawler tired), bulldozer ini memiliki gerakan lambat namun daya gusurnya
meyakinkan dan dapat bekerja pada daerah yang kering maupun berlumpur, hal ini
dikarenakan roda penggeraknya mampu mencengkram landasan kerjanya.
c. Alat Angkut ( Dumptruck)
Dumptruck
digunakan untuk mengangkut material overburden
hasil pengupasan ke area penimbunan (dumping
area) dan mengangkut kaksa menuju stockpile. Ada beberapa penggolongan dumptruck yaitu :
a. Berdasarkan tenaga penggerak (drive)
a. Berdasarkan tenaga penggerak (drive)
1) Front wheel drive (tenaga penggerak pada
roda depan), lambat dan lekas aus bannya.
2) Rear wheel drive (tenaga penggerak pada
roda belakang), merupakan tipe yang paling umum digunakan.
3) For wheel drive (tenaga penggerak pada
roda depan dan belakang).
4) Double Rear wheel drive (tenaga
penggerak pada dua pasang roda belakang).
b. Berdasarkan cara dumping
1) End
– dump : mengosongkan muatan ke belakang.
2) Side
– dump : mengosongkan muatan ke samping
3) Bottom – dump : mengosongkan muatan ke bawah.
2.1.4 Alat Pendukung Pencucian
a.
Jig
Jig adalah salah
satu alat pemisahan mineral antara konsentrat dengan tailing yang memanfaatkan gaya berat jenis mineral dengan
menggunakan medium air sehingga membentuk suatu lapisan sesuai dengan berat
jenis mineral tersebut. Tipe – tipe jig
adalah :
1. Pan American Jig
(P.A. Jig)
Pan
American Jig memakai saringan tetap disetiap tangki
yang berbentuk cone yang berhubungan dengan membran. Ukuran setiap kompartemen
1050 x 1050 mm. Air tambahan masuk melalui pipa di bawah kerucut dalam tangki
dan dapat diatur untuk setiap tangki. Penggeraknya menggunakan esentrik dengan
motor listrik dan gear box.
2. Yuba
Jig
Pada Yuba
jig, gerakan membrannya tegak lurus dengan gerakan isapan. Letak membran
melekat rapat pada dinding tangki sebelah luar, tipa kompartemen dapat diatur
panjang dorongan (stroksinya sendiri-sendiri). Penggeraknya menggunakan pulsator dengan motor listrik dan gear box.
2.2 Prinsip Kerja jigging
Konsentrat
keluar dari spigot
|
Sakhan (Sluice Box)
Sakhan yang
disebut juga sluice box digunakan
untuk mencuci bijih timah. Sebagaimana pemisahan material dengan prinsip gaya
gravitasi dengan kemiringan
shakan 3-5˚.
Monitor (Nozzle)
Monitor berfungsi
sebagai alat pemberai kaksa pada stockpile dengan cara menyemprotkan air
berkecepatan tinggi dan bertekanan sekitar 3 – 4 atm.
Motor Pompa Semprot
Motor pompa semprot (MPS) adalah suatu alat atau mesin yang
digunakan untuk menghisap air sebagai air semprot.
Mesin Pompa Air (MPA)
Mesin Pompa Air berfungsi untuk memompa air yang
berasal dari kolong (front kerja) menuju bandar untuk underwater.
Motor Pompa Air (MPA)
Motor pompa Air (MPA) ini berfungsi untuk memompa air yang
berasal dari kolong (front kerja) menuju bandar keliling yang dibuat
mengelilingi daerah kerja (kolong) untuk mengamankan kolong dari limpahan air
dari luar yang akan menuju ke kolong (front
kerja).
BAB III
Dalam melakukan
penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan :
3.1
Tahap Pendahuluan
Tahapan ini merupakan langkah
awal untuk mengetahui objek penelitian yang akan dicantumkan pada tahapan
berikutnya dengan melakukan peninjauan berupa pengamatan terhadap proses –
proses yang berlaku pada aktivitas penambangan secara langsung.
Tahapan pendahuluan ini adalah rangkaian penelitian yang
berdsarkan pada literature dan berbagai sumber yang ada secara teoritis.
Beberapa tahapan yang dimaksudkan pada tahapan ini diantaranya adalah:
1.
Studi
literatur
Merupakan
tahapan referensial untuk memahami objek penelitian dengan bantuan beberapa
literature-literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang dimaksud.
baik berupa informasi lokasi penelitian, pemahaman mengenai objek penelitian
dan beberapa rangkaian penambangan timah.
2.
Proposal
Bagian ini
merupakan tahapan untuk mengevaluasi referensi daripada objek penelitian yang
akan dlilakukan oleh penulis dengan mengajukan rangkaian judul penelitian
“studi proses penambangan timah” dan selanjutnya akan dipaparkan mengenai objek
penelitian.
3.
Administrasi
dan Persuratan
Merupakan
bagian untuk melengkapi serangkaian aturan-aturan yang berlaku pada pihak
perusahaan dengan mengirimkan proposal penelitian yang dimaksudkan diatas
beserta dengan permohonan melakukan penelitian kepada PT. Timah (persero) Tbk
3.1.
Tahap Pengambilan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang merupakan gambaran
kenyataan yang ada di lapangan pada PT.
TIMAH (persero) tbk dengan urutan
sebagai berikut :
1. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian ini berada di bagian pertambangan PT.TIMAH (persero) tbk.
2. Observasi Lapangan
Hal ini
dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara mengamati secara
langsung proses kegiatan di lapangan dan ikut serta dalam mengerjakan objek penelitian
tersebut.
3. Studi Kepustakaan
Studi
kepustakaan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tentang perusahaan
secara umum baik itu berhubungan dengan penelitian maupun tidak, ini dilakukan
untuk memperoleh informasi dari arsip-arsip perusahaan demi terlaksananya
penelitian dengan menggunakan data-data relevan.
4. Pengumpulan Data di Lapangan
Pengumpulan
data di lapangan dilaksanakan dengan rangka mendukung data-data yang sudah ada,
guna mengetahui secara langsung keadaan di lapangan dan pengaruh lokasi
kegiatan lapangan yang akan di lakukan dalam penelitian.
5. Wawancara
Hal ini
dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan berinteraksi langsung
dengan karyawan dan membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan objek
penelitian dan dari ini diketahui berbagai hal tentang kegiatan yang tidak
sesuai dengan prosedur.
3.2 Jenis Data
Data primer merupakan data pendukung yang didapat langsung dari lapangan dan dari
hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, diantaranya adalah :
a.
Data tentang proses
penambangan
b.
Data tentang proses
pencucian
c.
Data Penggalian tanah
Data Sekunder
merupakan data yang diperoleh
dari data penelitian perusahaan, literatur-literatur yang dipelajari dan bahan
bacaan lain yang berkaitan dengan permasalahan, diantaranya adalah :
a.
Data tentang Proses
terbentuknya timah
b.
Data mengenai SOP PT. Timah
c.
Referensi megenai proses
penambangan timah alluvial
Peta lokasi penambangan
3.3 Tahap pengolahan dan Analisis
Data
Pengolahan
data merupakan kegiatan untuk menghubungkan antara data yang didapatkan
sebelumnya selama melakukan penelitian guna menentukan solusi yang tepat untuk
diberikan kepada perusahaan sebagai bahan masukan kepada perusahaan untuk
meningkatkan target perusahaan.
3.4 Tahap
Penyajian Data
Dari hasil analisis
dan pengolahan data yang ada, selanjutnya data hasil analisis tersebut kemudian
dikumpulkan kembali setelah dievaluasi dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk
tulisan ilmiah yang selanjutnya menjadi laporan akhir atau skripsi. Skripsi
yang telah disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk ujian
seminar dan ujian akhir di depan dosen penguji.
Tahap ini dilakukan Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
3.4.1
Ujian
Seminar
Skripsi yang telah
disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk ujian seminar hasil
dan ujian akhir (sidang sarjana) di depan dosen penguji Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses
Penambangan Bijih Timah
Penambangan bijih timah ditambang besar
nudur hilir menggunakan metoda tambang terbuka (open pit mining).
4.1.1 Tahan
pengupasan OB
Tahap pertama yang dilakukan
pada proses penambangan bijih timah adalah mengambil tanah penutup yang berada
diatas lapisan kaksa (pasir yang
mengandung timah). Pengupasan tanah penutup ini
mutlak diperlukan agar bisa mengambil bijih timah/kaksa yang ada dilapisan
tanah penutup tersebut. Pengupasan ini harus sangat diperhatikan agar ongkos
produksi tidak terlampau besar yaitu dengan tetap memperhatikan lokasi dumping. Setelah tanah penutup ini
telah diangkut oleh dumptruck lalu
akan diletakkan di tempat pembuangan mineral yang tidak berharga (tailing disposal).
4.1.2
Penggalian Lapisan Kaksa
Tahap
kedua yang dilakukan adalah kegiatan penggalian lapisan kaksa yang dilakukan untuk memperoleh lapisan kaksa di kolong (front kerja) dengan menggunakan alat –
alat berat. Kolong kerja merupakan ruang kerja untuk pengambilan bahan galian (lapisan kaksa), yang mana kolong kerja harus dibuat saluran air terlebih dahulu yang berguna untuk memudahkan aliran air
ke tempat yang diinginkan (tempat underwater), menyatukan aliran air dari aliran – aliran sekitar kolong lain yang
tidak teratur, mengontrol aliran air ke front
kerja, membuang air yang berlebih dengan diarahkan ke pipa isap
yang dibantu oleh mesin pompa air.
4.1.3 Pemuatan Dan Pengangkutan
Kaksa
Tahap selanjutnya adalah kegiatan pemuatan dan
pengangkutan kaksa yang dilakukan untuk memuat kaksa dengan menggunakan backhoe dan ditumpahkan ke dalam bak
pada dumptruck dimana kapasitas bucket 0,8 m3 lalu kemudian
diangkut ke stockpile. Jumlah bucket
berisi kaksa yang ditumpahkan ke dumptruck adalah 6, dengan begitu
dapat diketahui jumlah kaksa yang
diangkut oleh dumptruck yaitu 4.8
m³/rit, ini jauh dari kapasitas asli dumptruck
yaitu ± 49 m³/jam, dan pada kenyataannya dumptruck biasanya hanya mengangkut 6 – 7 kali ke stockpile selama 1 (satu) jam.
4.1.4 Penumpahan
Kaksa di Stockpile
Tahap selanjutnya adalah kegiatan penumpahan dan
penumpukan kaksa di stockpile. Stockpile adalah sebuah tempat penampungan sementara untuk
menampung kaksa (pasir yang mengandung timah) sebelum kaksa tersebut dilakukan proses pencucian. Dengan ukuran dimensi stockpile adalah 35 meter x 15 meter
x 3 meter.
Di stockpile Tambang
Besar Nudur Hilir, terdapat 2 buah monitor dengan ukuran nozzle
atau bagian ujung dari monitor yaitu 3 inchi yang
berfungsi sebagai alat semprot dengan cara menyemprotkan air berkecepatan tinggi yang
bertekanan 3 – 4 atm dan digunakan untuk memberai endapan bahan galian agar terlepas (terberai) yang mana diperlukan debit air yang cukup
banyak serta untuk melakukan pencampuran agar menjadi pulp dan mendorong kaksa menuju launder.
4.2 Pencucian
Pada
tahap ini merupakan awal dari proses mekanisme pencucian bijih timah yang
dilakukan oleh Tambang Besar Nudur Hilir karena kaksa yang
diperoleh dari tambang masih memiliki kadar sangat rendah sehingga diperlukan
pengolahan dalam bentuk pencucian mineral ikutan dengan menggunakan sistem jigging yang berfungsi untuk
memisahkan material pengotor yang ikut bersama dengan bijih timah yaitu pasir
karena bentuk dari lapisannya berupa kaksa (pasir yang mengandung bijih timah).
Pada
proses pencucian ini membutuhkan persedian air yang banyak apabila tidak
mencukupi maka proses pencucian tidak dapat berjalan. Proses awalnya yaitu
melalui launder yang merupakan suatu
bak yang berfungsi untuk menghubungkan stockpile
dengan alat saring putar. Material
kaksa (berbentuk
pulp) yang telah
mengalir pada lubang launder selanjutnya akan menuju ke saring putar.
4.2.1 Saring Putar
Kaksa
yang berasal dari tambang memiliki ukuran yang tidak seragam, hal ini akan
mempersulit dalam pemisahan mineral di jig.
Sehingga diperlukan adanya proses untuk menyeragamkan ukuran butir tersebut.
Penyeragaman ukuran butir dilakukan dengan menggunakan saring putar atau conical screen. Dalam proses ini pengolahan ini diharapkan mendapatkan
perolehan yang kadarnya berkisar 20% - 40%. Alat penyaring Berfungsi untuk
menyaring / memisahkan material pengotor yang berukuran besar seperti bongkahan
tanah liat, batu krikil agar tidak mengganggu proses selanjutnya dan batang penyaringnya di pasang di ujung luar bak
penampung dengan jarak antar batang yaitu 2 cm dan panjang sekitar 3 m, sehingga
bongkah batuan yang berukuran lebih dari 2 cm tidak akan masuk ke dalam jig, sedangkan
batuan yang berukuran lebih kecil 2 cm, akan lolos dan langsung masuk ke dalam store bak.
4.2.2 Store Bak
Store bak berfungsi untuk membagi kaksa yang keluar dari pipa penyalur yang berasal
dari saring putar dan menuju ke tiap unit jig
primer. Store bak ini terbuat
dari besi dengan panjang bak 4.12 meter, lebar 5.52 meter, tinggi 1.21 meter
dengan kemiringan 10º. Cara kerjanya aliran pulp
yang mengalir melewati store bak akan
terhambat karena pada bagian akhir dari bak ini terdapat 4 buah lubang pipa
yang berdiameter 10 inchi sehingga sebagian aliran akan tertahan pada bagian
besi dari bak dan yang lainnya akan masuk melalui lubang pipa tersebut. Berdasarkan
berat jenis, bijih timah mempunyai berat jenis lebih berat daripada dari pasir
maka pasir akan cenderung untuk mengalir bersama aliran air dan bijih timah ini
akan lebih cepat mengendap di bagian bawah dari bak penenang tersebut. Material kaksa (pulp) selanjutnya akan
masuk ke dalam proses jigging yang
diawali dengan dialirkannya pulp menuju jig primer.
4.2.3 Jig
Primer
Jig adalah
salah satu alat pemisahan mineral antara konsentrat dengan tailing yang memanfaatkan gaya gravitasi yaitu dari berat jenis
mineral dengan menggunakan medium air sehingga membentuk suatu lapisan yang
sesuai dengan berat jenis mineral tersebut. Jig
yang dipakai di Tambang Besar Nudur Hilir saat ini adalah type Pan American Jig (PA) berkapasitas 120 m3/jam.
Keuntungan bila menggunakan Pan American Jig yaitu gerakan membran sejajar dengan gerakan tekanan
dan isapan sehingga pembagian air melalui saringan merata dan dapat memberikan
panjang dorongan yang lebih besar sehingga kekuatan isapan akan lebih kuat. Kerugian apabila menggunakan Pan American Jig yaitu mekanik penggerak (mesin esentrik) mudah rusak
maka memerlukan perawatan yang lebih serius, dan bila spigot buntu / tersumbat,
membran akan mudah lepas.
Pada pencucian di jig primer ini terdapat empat unit jig yang beroperasi, dan masing-masing
menjadi 3 kompartemen setiap jalurnya, yaitu kompartemen A, B, dan C. Pada satu
unit jig terdapat 6 cell atau mempunyai 6 spigot, maka dalam pencucian ini
terdapat 24 spigot. Pukulan
penggerak jig juga perlu diperhatikan jika pukulan penggerak jig terlalu kecil maka material akan
sulit untuk turun karena materialnya mengambang dan menyebabkan bed jig (hematite) tersumbat. Ukuran
panjang pukulan penggerak jig adalah
kompartemen A = 10 – 17 mm, kompartemen B = 8 – 10 mm, kompartemen C = 6 – 8
mm. Panjang pukulan penggerak jig kompartemen
A lebih besar karena agar bijih timah yang masuk terlebih dahulu ke jig primer akan terhisap oleh
kompartemen A sehingga akan mengurangi hanyutnya bijih timah (losses). Ukuran jumlah pukulan jig adalah kompartemen A = 130 – 140
kali/menit, kompartemen BC = 160 – 170 kali/menit.
4.2.4 Jig Clean Up
Proses pencucian pada Jig Clean Up Konsentrat dari hasil tahap pencucian sebelumnya dialirkan melalui sebuah
pipa terbuka yang merupakan umpan bagi jig
clean up. Pada tahap pencucian ini
digunakan dua unit jig yang mempunyai
2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3 kompartemen pada setiap unitnya
yaitu kompartemen A, kompartemen B dan kompartemen C, maka Jig ini mempunyai jumlah cell
sebanyak 12 cell atau mempunyai 12 spigot. Panjang pukulan penggerak jig clean up yaitu
kompartemen A = 8 – 10 mm, kompartemen B = 4 – 7 mm, kompartemen C = 3 – 5 mm.
Panjang pukulan penggerak jig
clean up, kompartemen A lebih besar karena agar bijih timah yang masuk
terlebih dahulu ke jig clean up akan
terhisap oleh kompartemen A sehingga akan mengurangi hanyutnya bijih timah (losses). Jumlah pukulan penggerak jig juga perlu dilakukan pemeriksaan,
pengukuran dan penyetelan kembali disesuaikan dengan kebutuhan proses jika
terjadi perubahan sewaktu jig sedang
beroperasi maupun jika terjadi perubahan ukuran butiran kasiterit. Ukuran
jumlah pukulan jig adalah kompartemen
A = 140 kali/menit, kompartemen BC =
200 kali/menit.
4.2.5 Jig Clean Up
Proses pencucian pada Jig Clean Up Konsentrat dari hasil tahap pencucian sebelumnya dialirkan melalui sebuah
pipa terbuka yang merupakan umpan bagi jig
clean up. Pada tahap pencucian ini
digunakan dua unit jig yang mempunyai
2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3 kompartemen pada setiap unitnya
yaitu kompartemen A, kompartemen B dan kompartemen C, maka Jig ini mempunyai jumlah cell
sebanyak 12 cell atau mempunyai 12 spigot. Panjang pukulan penggerak jig clean up yaitu
kompartemen A = 8 – 10 mm, kompartemen B = 4 – 7 mm, kompartemen C = 3 – 5 mm.
Panjang pukulan penggerak jig
clean up, kompartemen A lebih besar karena agar bijih timah yang masuk
terlebih dahulu ke jig clean up akan
terhisap oleh kompartemen A sehingga akan mengurangi hanyutnya bijih timah (losses). Jumlah pukulan penggerak jig juga perlu dilakukan pemeriksaan,
pengukuran dan penyetelan kembali disesuaikan dengan kebutuhan proses jika
terjadi perubahan sewaktu jig sedang
beroperasi maupun jika terjadi perubahan ukuran butiran kasiterit. Ukuran
jumlah pukulan jig adalah kompartemen
A = 140 kali/menit, kompartemen BC =
200 kali/menit.
4.2.6 Komponen
Penting pada Pencucian
Sebelum sampai pada tahap akhir dari pencucian, ada
komponen-komponen yang juga membantu pada saat proses pencucian, adapun
komponen-komponen itu adalah :
1. Esentrik
merupakan salah satu alat penggerak di pencucian yang dipergunakan pada type Pan American Jig (PA). Esentrik ini
berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan oleh gear box (gear motor) menjadi gerakan
turun naik (vertikal). Alat ini berfungsi untuk menimbulkan isapan (suction) dan tekanan (pulsion) pada permukaan bed jig.
2. Bed merupakan lapisan material diatas saring jig, yang terdiri dari hematite dan dalam proses jigging ini bed material sangat
berperan penting, karena bed material ini berfungsi sebagai material
pemisah antara mineral utama dan mineral pengotornya. Berdasarkan kondisi di
atas, maka bed material perlu ditambah atau diganti dengan butiran bed
material yang berukuran 1 – 2 cm sesuai dengan prosedur yang ada.
Pengisian batu hematite / bed jig tidak boleh terlalu penuh atau
setinggi rooster atas (100 mm)
sebaiknya diisi 70 – 90 mm sehingga menyisakan ruang kosong ± 10 – 30 mm. Hal
ini dilakukan untuk menyediakan ruangan bagi mineral yang belum sempat terhisap
menjadi konsentrat agar terlindungi dari pengaruh kecepatan aliran (crossflow) diatas permukaan jig sehingga tidak terdorong dan hanyut
bersama tailing akibat kecepatan
aliran (crossflow)
3. Fungsi kecepatan aliran adalah untuk
membawa material ringan baik yang berukuran besar atau kecil. Kecepatan aliran
diatas permukaan jig perlu dirawat /
dikendalikan sesuai dengan standar, karena jika kecepatan aliran terlalu deras
maka akan mengakibatkan bijih timah dan mineral berharga lainnya hanyut bersama
tailing. Cara menahan kecepatan
aliran bila sudah melebihi standar adalah memasang sisir penahan (riffles) berfungsi untuk menjaga agar material tidak ikut terbuang
bersama tailing dan berfungsi juga
untuk mengunci saringan agar tetap diam di ujung kompartemen
terakhir jig bersangkutan.
5. Pada Jig
primer tipe Pan American ini dilengkapi dengan afsluiter. Terdapat 24 afsluiter pada jig primer dimana setiap 1 jig
primer mempunyai 6 afsluiter yaitu kran air yang
berfungsi untuk mengatur pemasukan air (underwater)
ke dalam tangki Jig, yang dihubungkan
dengan sebuah pipa besi yang dipasang secara permanen. Air (underwater) yang akan dimasukkan ke
dalam tangki Jig primer berasal dari
bak penampungan (header tank) yang
berada di atas Jig dan disalurkan
melalui pipa besi.
6. Header tank adalah tempat penampungan air yang berfungsi untuk menampung air
tambahan dari underwater, dimana air yang
masuk ke dalam jig
clean up 200 lt/menit apabila air tambahan tersebut tidak ditampung terlebih
dahulu di dalam header tank akan berakibat cukup besar kinerja Jig. Air tersebut diambil dari bandar / saluran underwater dengan menggunakan pompa underwater dimana bandar ini menjadi satu dengan settling pond sehingga dapat diupayakan
air yang berasal dari kolong ini dapat terendapkan dan dapat memperoleh air
yang bersih untuk proses pencucian tetapi kenyataannya berbeda karena terlalu
banyaknya tailing pada disposal tailing hingga tailing
mengotori aliran air pada underwater
maka air yang dihasilkan masih keruh dan terjadi kedangkalan akibat banyak
lumpur yang terendapkan.
berikut merupakan proses penambangan
yang dilakukan pada TB Nudur Hilir, diantaranya:
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
kegiatan lapangan pada penambangan Tambang
Besar (TB) Nudur Hilir serta uraian dari bab-bab
sebelumnya yang telah disampaikan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
target produksi dari Tambang Besar Nudur Hilir tidak sesuai dari apa yang telah
direncanakan (target), hal ini disebabkan karena seringnya dilakukan rekondisi
pada alat yang digunakan untuk proses penambangan, baik itu alat mekanik maupun
pencucian, ditambah lagi dengan penempatan-penempatan alat seperti monitor yang
kurang tepat membuat striping pada excavator terganggu, begitu juga
perawatan alat yang kurang diperhatikan hingga sesering mungkin melakukan
rekondisi POP, stock tanah kaksa pada
stockpile juga kadang habis, yang
menyebabkan kerja dari jig berkurang, begitu juga pada jam jalan kerja dari
karyawan, ini dikarenakan alat berat yang pengoperasiannya kurang maksimal,
kurangnya perhatian pada alat dan pipa untuk sirkulasi dari semua kolong ke dam
utama serta penempatan alat dan disposal tailing yang kurang tepat menjadikan
proses penambangan dan pencucian terganggu hingga produksi berkurang karena jam
jalan kerja yang terganggu.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan
kegiatan lapangan pada Tambang Besar Nudur Hilir, penulis ingin memberikan
masukan agar terciptanya kelancaran dalam penambangan yang diakukan Tambang
besar Nudur Hilir, yaitu agar perawatan pada alat kerja yang digunakan dalam
kegiatan penambangan lebih diperhatikan, agar dapat mengurangi
kerusakan ataupun rekondisi pada alat-alat penambangan, perlunya evaluasi pada
alat berat yang kurang mampu untuk berada dimedan tambang karena alat berat
umurnya tergolong tua, dan juga mengatur kembali main plan pada rencana kerja
penambangan dimana penempatan-penempatan alat seperti monitor dan disposal tailing yang dapat dibilang
kurang tepat membuat jam jalan kerja pada excavator
dan juga karyawan terganggu, pengawasan pada karyawan dilapangan juga perlu
ditingkatkan karena terlihat bahwa keseriusan kerja pada karyawan sangat
kurang.
1.
DAFTAR
PUSTAKA
Azis,
V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, dan Pb Secara Spektofotometri Serapan
Atom. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Effendi,
Hardi. 2009. Materi Pelatihan Teknis
Tingkat Dasar Bidang Penambangan Darat. Timah. Pangkal Pinang
Faldi,
N. H. 2013. Aktivitas Penambangan Bijih Timah Di Unit Darat Tambang
Besar (Tb) Nudur
4 Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Bangka Selatan Di Pt
Timah (Persero) Tbk. Politeknik Geologi dan Pertambangan.
Bandung.
Hafid,
M.D. 2007. Pedoman Tehnis Penambangan
Timah Alluvial Di Darat. PT Tambang Timah. Bangka Belitung
Hasanudin dkk, 1992. Aliran Air Tanah Dan Akan Memberikan Mineral
– Mineral Baru Pada Proses Pengendapan Kembali. Jakarta
http://www.timah.com.
Diakses pada 10 Oktober 2013.
Peters,
William C.; 1987, Exploration and Mining
Geology, Second Edition, Department of Mining and Geological Engineering, The
University of Arizona, John Willey and Sons, New York.
PT.
Timah, 2002. Peta Lokasi Tambang
Inkonvensional Tahun 2001 Kabupaten Bangka.
Sukandarrumidi. 2006. Bahan Galian Industri. UGM. Yogyakarta
Tim Kamus Pertambangan Umum.
1999. Kamus Pertambangan Umum.UVRI. Makassar
Langganan:
Postingan (Atom)